Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah guys, ku bisa nerusin lagi perjalanan Ramadan yang udah merangkak di jalan Maghfirah. Hari ini temen2ku ngajakin tarawih di luar atau bahasa enaknya safari tarawih, jam 5 sore kita udah cabut menuju Kotabaru buat nyari menu buka puasa dan akhirnya kita nemuinnya di sekitaran Telkom, berhenti buat batalin puasa di lesehan pinggir jalan.
Sehabis sholat maghrib di Telkom kita meluncur ke masjid UGM, pas aku liat jadwal penceramah malam ini adalah Prof. Dr. H. Ahmad Minhaji, M.A., Ph.D berhubung beliau mungkin berhalangan maka imam dan penceramah malam ini adalah bapak H. Muhammad Jazir, ASP. Resume yang ku buat mungkin jauh dari aslinya cos latar belakang pendidikanku adalah teknik yang ga banyak tau tentang bahasa intelektual maupun konseptual apalagi posisi sekarang udah mantan mahasiswa yang ga pernah tersentuh lagi ma dunia kampus, harap maklum ya??.
Dalam tausiyahnya yang luar biasa kira-kira beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah hadits muttafaqun ‘alaih: Barangsiapa yang menegakkan sholat Isya’ di masjid maka seakan-akan dia telah menegakkan sholat separuh malam. Kalau di dalam Alqur’an disebutkan : “Orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mendirikan sholat dan menunaikan zakat”. Rosulullah berkata: “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” Semua peradaban manusia tumbuh dari dua tempat ini, yaitu masjid dan pasar, siapa yang paling berkuasa di pasar adalah yang paling banyak akumulasi kapitalnya. Revolusi industri di Inggris adalah suatu peradaban pasar yang melahirkan kapitalisme, dan kapitalisme melahirkan kolonialisme, untuk bisa mengembangkannya maka diperlukan kekuasaan besar yaitu imperialisme dan hal ini menyebabkan dampak yang buruk di dunia seperti adanya penjajahan baik secara politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain..
Saat ini kita telah kembali pada peradaban paling primitif yaitu peradaban pasar, gaya hidup dipengaruhi pasar/trendsetter, gaya anak muda mengikuti fragmentasi yang makin banyak, agama pun mengikuti perkembangan pasar global melakukan fragmentasi dengan lingkungan lama.
Sedangkan masjid itu mempunyai empat fungsi:
• Pusat ilmu
• Pusat ibadah
• Pusat pengembangan masyarakat
• Pusat kehidupan sosial
Di masjid yang merupakan pusat ilmu kita bisa berdiskusi tentang banyak hal selain fungsi yang paling fundamental untuk beribadah (mahdhoh). Kita dapat mempererat ukhuwah antara muslim satu dengan muslim yang lain yang nantinya akan terbentuk masyarakat madani yang berbasis masjid. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang muhtadin (yang diberi petunjuk) yaitu orang yang hati mereka itu melekat di masjid dalam rangka memperkuaat tali silaturrahmi dan memakmurkan masjid.
Istiqlal berarti merdeka, kata Bung Karno: “Tiada Istiqlal tanpa syuhada”, Indonesia tak mungkin merdeka tanpa adanya pejuang-pejuang kemerdekaan (syuhada). Pejuang-pejuang Islam lah yang menghantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Republik Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur meskipun sampai saat ini kita masih berdiri di depan pintu gerbang tersebut (ggrrrrr...!!).
Karena kemerdekaan itu ada tiga:
• Merdeka dalam berdaulat/berpolitik, apakah Indonesia sudah? Saya rasa belum.
• Merdeka secara ekonomi, maksudnya berdikari. Padahal negara kita adalah negara yang bergantung pada negara lain karena aset-aset besar ataupun perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak sudah tidak dikuasai oleh negara dengan adanya privatisasi swasta asing.
• Merdeka dalam hal budaya yaitu berkepribadian nasional.
Kalau kita belum mendapatkan ketiganya, maka itu namanya kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan meskipun hal tersebut sudah kita raih 66 tahun yang lalu.
Demikianlah sobat yang bisa ku resume dari ceramah malam ini, mohon maaf jika dalam merangkum terdapat banyak kesalahan. Udah dulu ya, insyaAllah kita lanjutin lain waktu.
Sehabis sholat maghrib di Telkom kita meluncur ke masjid UGM, pas aku liat jadwal penceramah malam ini adalah Prof. Dr. H. Ahmad Minhaji, M.A., Ph.D berhubung beliau mungkin berhalangan maka imam dan penceramah malam ini adalah bapak H. Muhammad Jazir, ASP. Resume yang ku buat mungkin jauh dari aslinya cos latar belakang pendidikanku adalah teknik yang ga banyak tau tentang bahasa intelektual maupun konseptual apalagi posisi sekarang udah mantan mahasiswa yang ga pernah tersentuh lagi ma dunia kampus, harap maklum ya??.
Dalam tausiyahnya yang luar biasa kira-kira beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah hadits muttafaqun ‘alaih: Barangsiapa yang menegakkan sholat Isya’ di masjid maka seakan-akan dia telah menegakkan sholat separuh malam. Kalau di dalam Alqur’an disebutkan : “Orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, mendirikan sholat dan menunaikan zakat”. Rosulullah berkata: “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” Semua peradaban manusia tumbuh dari dua tempat ini, yaitu masjid dan pasar, siapa yang paling berkuasa di pasar adalah yang paling banyak akumulasi kapitalnya. Revolusi industri di Inggris adalah suatu peradaban pasar yang melahirkan kapitalisme, dan kapitalisme melahirkan kolonialisme, untuk bisa mengembangkannya maka diperlukan kekuasaan besar yaitu imperialisme dan hal ini menyebabkan dampak yang buruk di dunia seperti adanya penjajahan baik secara politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain..
Saat ini kita telah kembali pada peradaban paling primitif yaitu peradaban pasar, gaya hidup dipengaruhi pasar/trendsetter, gaya anak muda mengikuti fragmentasi yang makin banyak, agama pun mengikuti perkembangan pasar global melakukan fragmentasi dengan lingkungan lama.
Sedangkan masjid itu mempunyai empat fungsi:
• Pusat ilmu
• Pusat ibadah
• Pusat pengembangan masyarakat
• Pusat kehidupan sosial
Di masjid yang merupakan pusat ilmu kita bisa berdiskusi tentang banyak hal selain fungsi yang paling fundamental untuk beribadah (mahdhoh). Kita dapat mempererat ukhuwah antara muslim satu dengan muslim yang lain yang nantinya akan terbentuk masyarakat madani yang berbasis masjid. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang muhtadin (yang diberi petunjuk) yaitu orang yang hati mereka itu melekat di masjid dalam rangka memperkuaat tali silaturrahmi dan memakmurkan masjid.
Istiqlal berarti merdeka, kata Bung Karno: “Tiada Istiqlal tanpa syuhada”, Indonesia tak mungkin merdeka tanpa adanya pejuang-pejuang kemerdekaan (syuhada). Pejuang-pejuang Islam lah yang menghantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Republik Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur meskipun sampai saat ini kita masih berdiri di depan pintu gerbang tersebut (ggrrrrr...!!).
Karena kemerdekaan itu ada tiga:
• Merdeka dalam berdaulat/berpolitik, apakah Indonesia sudah? Saya rasa belum.
• Merdeka secara ekonomi, maksudnya berdikari. Padahal negara kita adalah negara yang bergantung pada negara lain karena aset-aset besar ataupun perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak sudah tidak dikuasai oleh negara dengan adanya privatisasi swasta asing.
• Merdeka dalam hal budaya yaitu berkepribadian nasional.
Kalau kita belum mendapatkan ketiganya, maka itu namanya kita masih di depan pintu gerbang kemerdekaan meskipun hal tersebut sudah kita raih 66 tahun yang lalu.
Demikianlah sobat yang bisa ku resume dari ceramah malam ini, mohon maaf jika dalam merangkum terdapat banyak kesalahan. Udah dulu ya, insyaAllah kita lanjutin lain waktu.

No comments:
Post a Comment